“Saksikanlah kamu bahawa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (pada Allah)”

[Ali 'Imran (3) : 64]

Tuesday, March 30, 2010

Date: 28/3/2010.. (happy birthday to Li Yan)

Haluu2, people and folks (uhuk3) .. MC in the House is Nina ...

Bismillahirrahmanirrahim (in the name of ALLAH The Most Gracious, The Most Merciful).

Lets make this simple n short, for T & T (tilawah and tadarus) we had Al-Jathiya recitals (45: 23-37).
Al-Jathiya means simply "Crouching" (yang berlutut) and is Taken from the 28th Ayat

And thou wilt see each nation crouching, each nation summoned to its record. (And it will be said unto them): This day ye are requited what ye used to do. (28)

Why I chose this sura in the first place because it reminds us all about the Day of Judgement that is for SURE to happen. So that we do not forget the day of our meeting at Mahsyar .. That is because, I'm afraid that if the forget about it, Allah will Forget about us too .. Nauzubilah ..

As explain in ayat 34;

And it will be said: This day We forget you, even as ye forgot the meeting of this your day; and your habitation is the Fire, and there is none to help you. (34)

Analogically, if we have an important meeting, we shouldn't forget it. We try our best to prepare for it. May us be reminded and avoided from the Flaming Hell .. insyaALLAH

Next, on the list we got Kak Ayu,

Kak ayu prepared us a great topic about "Knowing ALLAH." She mentioned that one of the most important way is through The Holy Al-Quran .. From it we can get many proves of the Presence of Allah ..

Firstly, from Surah Ali Imran, Ayat 190-191;

Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi dan pada pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan dan keluasan rahmat Allah) bagi orang-orang yang berakal. (190)

(Iaitu) orang-orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab Neraka. (191)

See, my brothers and sisters, we need to think .. If it is not us who is the Thinkers, then who else?

We just need to open our Quran, open our mind, and maybe open our Youtube .. haha

Hey, come on.. Utube is a good teacher you know!
(This is dedicated to Embryology student (who just finish their exams) and also for the student who does not. Make sure the tafsir sit right next to you)






Haa .. Newly found knowledge of Embryology matches al-Quran that is sent to our prophet 1400 years ago! Even Keith Moore (yes, our anatomy book author) have faith in Islam after reading the Word of God. He has the knowlegde, so do us.. Lets us have strong faith in this .. no more doubt as we are the Thinkers .. Right?

There are many other miracles in al-Quran discussed by us until this usrah meeting seems to never end. Luckily, it's Maghrib time that stops us.. If not, I don't know..haha.. But it's okay, as it means that there are plenty of ilmu in al-Quran we need to figure out. As quoted by Timah that "this Kitab is suitable for every generation, every people no matter who are they, how old are they or how tanned are they." haha..

Okay, people from the past might ask for miracles, some of them have Imaan (faith) after seeing the miracles and some just taught is as 'sihir'. For people of today, al-Quran is the miracle..

There are many cases scientists find out that totally match al-Quran. Maybe, next time we would be one of the scientist to figure out those miracles. Later, insyaALLAH to have more people to embrace Islam ..

It's tazkirah time! It's Nur al-Shahida time!
(Lucky us Shida do not talk on the "topics" she LOVE to talk .. hehe)

This time, she tells us about the Hijrah Rasulullah to Taif. A place where all the people rejected Dakwah Nabi Muhammad. He was being accompanied by Zaid bin Harithah. Rasulullah s.a.w was hurted because people of Taif threw stones at them and their blood was described to flow till it reaches their shoes.

Shida told us about Munajat of Rasulullah that he read on the way back from Ta'if..

Wahai Tuhanku, aku mengadu kepadaMu lemahnya kekuatanku, kurangnya bicaraku,hinanya aku di kalangan orang ramai. Wahai Yang Maha Penyayang di kalangan yang penyayang. Dikaulah Tuhan orang-orang yanglemah, Dikaulah Tuhanku. Kepada siapakah Engkau akan serah diriku ini? Kepada mereka yang jauh yang bermasam muka denganku atau kepada musuh yang Kau jadikan mereka menguasai urusanku? Tetapi jika Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli, asal sahaja aku berada dalam redhaMu. Dalam pada itu afiatMu lebih luas buatku. Aku berselindung dengan cahaya zatMu yang menyinari segala kegelapan dan yang memberi manfa’at dunia dan akhirat, agar janganlah Kau turunkan marahMu kepada ku, atau janganlah Kau halalkan murkaMu kepada ku. Kepada Engkaulah segala pengharapan, sehingga Engkau redha. Tiada daya dan tiada upaya melainkan dengan Engkau, wahai Tuhan.

(These meaningful words manage to send chill down my spine..) Despite what the people of Taif do to him is, he was still hoping that some day, if its not them who follow. Then maybe, their children would. Doa of Nabi Muhammad s.a.w was answered by ALLAH as people of Taif after that became an obedient follower of Nabi Muhammad s.a.w.

This whole story is from Sahih Bukhari Muslim.

Well, that's all from me .. All that is good Come from ALLAH and all that is bad is my bad .. Do forgive me .. Last word from me, revive ur Imaan, revive ur Life!

Assalamualaikum

Saturday, March 27, 2010

al-mulk.penghuni langit

Dengan nama Allah s.w.t. yang Maha Agung, Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun dan segala Puji-pujian serta Kebesaran yang selayak dengan Kekuasaan-Nya yang mengandungi Keberkatan, Kelazatan, Kemanisan, Ketenangan dan Ketenteraman yang tidaklah tersembunyi kepada orang yang pernah menyebut nama yang suci itu dan pernah mencintai-Nya buat beberapa lama.


Sabda junjungan Agung umat Islam, Baginda Rasulullah s.a.w:

"Ballighu anni walau aayah" (Sampaikanlah apa yang kamu dapat daripadaku walau hanya satu ayat)

Assalamualaikum.

surah istimewa yang menjadi pilihan kami untuk dikongsi bersama pada minggu ini ialah surah ke-67 dalam kitab suci Al-Quran iaitu surah Al-Mulk (kerajaan).

membaca surah al-mulk dan as-sajadah sebelum tidur merupakan amalan junjungan besar kita, baginda Rasulullah s.a.w.dan sebagai hambanya yang sentiasa mendambakan cinta-Nya dan cinta rasul-Nya, eloklah jika kita sentiasa berusaha untuk mengamalkan sunnah dan amalan yang dilakukan oleh Rasuluallah s.a.w. sepanjang hayatnya.

malah, terdapat banyak hadis Rasulullah yang menceritakan fadhilat, kelebihan dan hikmah kepada mereka yang mengamalkan membaca surah Al-Mulk ini.Antaranya :

Daripada Abu Hurairah r.a dari Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di dalam al-Quran ada 30 ayat memberi syafaat kepada pembacanya sehingga diberi keampunan untuknya iaitu surah al-Mulk”

An-Nasa’i juga meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahawa Rasullullah s.a.w. bersabda:“Sesiapa yang membaca Surah Al Mulk setiap malam maka Allah mencegahnya daripada azab kubur.”

lebih jelas lagi,pengamal surah ini akan mendapat syafaat malah terselamat daripada seksaan kubur kerana surah Al-Mulk dikenali sebagai surah yang melindungi pembacanya daripada seksaan kubur.

secara umumnya pula, surah ini banyak mengisahkan tentang kekuasaan Allah terhadap makhluk ciptaan-Nya.Ini jelas digambarkan daripada tajuk surah ini, al-Mulk, yang bermaksud ‘kerajaan’.

pada awal surah, ayat tersebut menceritakan kesempurnaan ciptaan alam ini, yang tidak ada cacat-celanya. Allah telah menciptakan alam ini ‘from scratch/nothingness’, dan seterusnya menjaga alam ini dengan penuh kesempurnaan.

beberapa ayat yang seterusnya mengisahkan azab di neraka, di mana setiap kali sekumpulan manusia di campakkan ke dalam api neraka, malaikat penjaga bertanya ” Apakah belum pernah datang orang yang memberi peringatan kepada kamu?”. “Ya, tetapi kami mendustakannya”. Begitulah reaksi mereka.


dan secara ringkasnya, ayat-ayat yang berikutnya berkisarkan kuasa Allah yang mengetahui perkara yang disembunyikan, berkuasa menciptakan burung yang terbang di angkasa, dan yang berkuasa memberi dan menahan rezeki kita. Allah amatlah murka terhadap mereka yang mendustakannya, walhal telah jelas bukti kewujudan dan kekuasaaan-Nya.

surah ini ditutup dengan suatu pernyataan yang harus kita renungi bersama :

" Katakanlah (Muhammad), Terangkanlah kepadaku, jika sumber air kamu menjadi kering, maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir ? "

*****************************************

kisah teladan yang ingin dikongsi bersama pula ialah kisab si penghuni, tidak terkenal di bumi, tapi di sanjung di langit, kisah saudara Uwais al-Qarni.


Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya. Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.

Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”. Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.

Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam. Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.

Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya.

Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa. Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”. Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya.

Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas pulang”. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.

Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.

Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua.

Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar ! Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ? “Abdullah”, jawab Uwais. Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?” Uwais kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah: “Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata: “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. “Wahai waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang terjadi ?” “Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak ?”tanya kami. “Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! ”katanya. “Kami telah melakukannya.” “Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!” Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat”. “Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? ”Tanya kami. “Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat. Kemudian kami berkata lagi kepadanya, ”Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.“Ya,”jawab kami. Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.

Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya. Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)

Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi menjadi terkenal di langit.




Wednesday, March 10, 2010

tido mati.

Assalamualaikum.



ehem.



So as you all probably don't know, i'm the MC for today. yes, Sofia Hasnan akhirnye. After two months or maybe three, i finally became the MC. and with that i formally and sincerely apologize to everyone, because honestly i'm not a good speaker. So please forgive this newbie and lets pray for some improvement yeah? insyaAllah.



First up, congratulations, tahniah and bravo kpd uncle and Kak izzat. May you guys always be happy and bahagie. Ooooh, and a shout out to all yg dah finish exams. Woot! Marilah kite teros berstudy! yayyyyy. abdomen.



if you guys are hurting your brains wondering why this post is entitled 'tido mati', well, it has something to do with today's T&T.



Q:



Have you ever been told when you were young, and you were too small to even wonder about truths or lies, that when you sleep, you actually die? Is it true?



well, this is the answer:



"Allah takes the souls at the time of their death, and those that do not die [He takes] during their sleep. Then He keeps those for which He has decreed death and releases the others for a specified term. Indeed in that are signs for a people who give thought."

39:42 (surah az-zumar)



So yes, dear kids, it’s true. We die when we sleep. Apparently, not all cerite nenek moyang is rekaan semata-mata. So let this be a lesson.



Moving on, another ayat from surah az-zumar that really got to me is:



“Indeed, We sent down to you the Book for the people in truth. So whoever is guided - it is for [the benefit of] his soul; and whoever goes astray only goes astray to its detriment. And you are not a manager over them.

39:41 (surah az-zumar)



From this, we know that the only one responsible for all our doings whether it’s right or wrong is ourselves. It is up to us to make the right choices.



And then Kak Yana meneruskan usrah dgn Surah Al-Maun:



Terjemahan ayat:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم: Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

1. أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama??

2. فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ Itulah orang yang mengherdik anak yatim,

3. وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

4. فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ Maka celakalah bagi orang-orang yang solat,

5. الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ (iaitu) orang-orang yang lalai dari solatnya,

6. الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ orang-orang yang berbuat riak,

7. وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ dan enggan (menolong dengan) barang berguna.



From this surah, Allah dh highlight the importance of hubungan sesama manusia. Orang yang mendustakan agama are those who bully the orphans and kedekot dengan orang miskin. Honestly speaking, pernah ke sape2 terfikir that mengherdik anak yatim dan tidak memberi pertolongan kepada orang miskin adalah mendustakan agama? When we look at it, we tend to think that it’s just a small matter, bullying orphans. But Allah has stressed out that memaki anak yatim is equivalent to you lying about Islam. Betapa Allah menyayangi anak-anak yatim.



However, this is only the terjemahan from the surface, in anatomical terms, superficial. If we care to look further into this, there’s an even deeper meaning behind this surah. Kak Yana gave us a few hints, and Alhamdulillah, Shahida Zahar got the message and understood. ‘Orang miskin’ boleh membawa dua maksud. One is, miskin as in no money, the second deeper meaning is that orang miskin ialah orang yang kurang dari segi kerohanian, ilmu, iman dll. Jadi ‘tidak memberi makan kepada orang miskin’ dapat ditafsirkan sbg tidak memberi panduan atau dorongan kepada golongan yang tidak mengetahui. In other words, dakwah. Allah memberitahu kite bhw those yang tidak berdakwah adlh org yang mendustakan agama.



And for the second ayat, let me explain it in mathematical terms. I think it’ll be easier to understand ^^;;


Usrah = family


Orphan = no family = no usrah


In short, anak yatim ialah mereka yang tiada sesiapa untuk menunjuk kebenaran. Allah menerangkan bahawa orang yang tidak menolong dan sebaliknye mengherdik golongan ini, mereka adalah orang yang mendustakan agama.


And lastly, orang2 yang lalai dari solatnya dan berbuat riak adalah golongan munafik. Sesungguhnya, Allah membenci golongan munafik.


Kak Yana ended the session with a very smart reminder. That is to THINK POSITIVE. BE OPTIMISTIC.



She said and I quote, “Our aim is not to mengelak azab neraka, but to masok syurga with as many people, acquaintances, etc as possible.”



So people, let heaven be in your minds always.



And so after that, it was Fatimah Hasmad’s turn to give the tazkirah. Tak sabo2 die. Kesian tunggu lame.



She talked about Talut Jalut. Perang Talut Jalut that is. I’m not too familiar with the story, but the most important thing in the story is the river scene.



Menurut Timah, Allah memberi ujian kepada orang-orang Yahudi yang ingin pergi berperang(Talut’s army). Sdg diorang penat berjln kat pdg pasir time summer, Allah pon buatlah sungai dekat situ. But Allah dah bagi amaran, bleh drink siket je just to save your lives, then leave the place. That’s the ujian. So from the thousands of soldiers, only siket je yang dapat resist temptation. And so only those few yg pegi berjuang, yang beribu lagi tu tibe2 dapat cold feet plak. Saying that they’ll never win against the other party(Jalut’s army). In the end, org Yahudi won the battle. Nabi Daud who was still a little boy at that time defeated Jalut.



So dari kisah ni, the river scene is telling us about pembersihan saf. Allah chooses the best among the best to defend Islam. And this is still happening even now.



Okay, I kinda think this is finished. Hope it will give some sort of pengajaran for you guys who actually spared your anatomy studying time to read this. InsyaAllah.



Amin.

Friday, March 5, 2010

menintai Nabi Muhammad s.a.w....(n_n)..

DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

Subhanallah..Alhamdulillah..Astaghfirullah...

Apa khabar iman kita hari ni..?Alhamdulillah..kita masih lagi diberi peluang oleh Allah untuk terus hidup dalam nikmatNya...nikmat yg tak t'kira banyaknya...semoga kita semua t'golong dalam golongan sentiasa b'syukur ats segala nikmat yg diberi..insyaAllah..act post kali ny adlh smpena maulud nabi..lebih kurang seminggu lepas...insyaAllah,sy ingin b'kongsi beberapa p'kara agr kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw akn b'tmbh dri sehari k sehari..
Kita hidup di dunia ini tidaklah lama. Kalau dipanjangkan umur oleh Allah SWT… tak ada sakit, tidak kemalangan… insyaallah kita akan hidup 70 atau 80 tahun. Itulah lebih kurang purata umur manusia hari ini. Biasanya jangka hayat lelaki lebih kurang 70 tahun, dan wanita 80 tahun. Dan… kita akan hidup di akhirat dalam jangkamasa yang sangat lama, kekal, selama-lamanya, bertrillion-trillion tahun. Oleh itu, kita mestilah bijak membuat pelaburan dalam menyediakan perbekalan untuk hidup di dunia dan di akhirat.
Oleh kerana kita tahu yang kita akan hidup 70 atau 80 tahun di dunia ini, maka kita cari dan sediakanlah bekalan untuk kita makan, pakai dan tinggal di dunia ini untuk jangkamasa 70-80 tahun. Dan… kita cari dan sediakanlah bekalan untuk kita makan, pakai dan tinggal di akhirat sepadan dengan kekalnya kita di sana- iaitu bertrillion trillion tahun.
Misalannya bolehlah kita andaikan yang kita dan keluarga hendak pergi melancong ke Pulau Langkawi dan ke Timur Tengah- negara-negara Arab. Untuk melancong ke Langkawi dalam jangkamasa 3 hari 2 malam, untuk menjadikan sesi melancong kita selesa maka kita memerlukan bekalan sekitar RM 1500 untuk sebuah keluarga kecil. Untuk melancong ke Timur Tengah selama 8 hari 7 malam pula, kita memerlukan bekalan berupa wang ringgit lebih kurang RM 20,000.
Jadi,…antara persiapan dan perbekalan untuk ke Langkawi dengan ke Timur Tengah, yang manakah kita kena usahakan lebih banyak? Sudah tentulah persiapan dan perbekalan ke Timur Tengah.Begitu jugalah bandingan persiapan kita untuk hidup di dunia dengan persiapan kita untuk hidup di akhirat.
Namun lihatlah realiti manusia hari ini. Ada orang yang bekerja mencari keselesaan untuk hidup di dunia ini 8 jam sehari, 10 jam sehari malah ada yang 12 jam sehari. Ini tidak salah, malah memang digalakkan. Kita berasa sedih kerana melihat perbekalan manusia untuk hidup selesa di akhirat cukup dengan solat 5 waktu sahaja- kalau dicampur-campur maka masanya tak sampai sejam pun sehari. Manusia rasa cukuplah itu sebagai perbekalan untuk makan sedap, pakai pakaian yang selesa dan tinggal di rumah yang mewah di akhirat kelak. Betulkah begitu?
Yang kita usahakan 8 jam, 10 jam malah 12 jam sehari untuk mendapatkan bekalan makan, pakai dan tinggal di dunia ini pun tak pernah mencukupi kehendak kita. Maka bagaimana pula bekalan yang kita usahakan hanya sejam sehari kita yakin boleh mencukupi keperluan kita untuk makan, pakai dan duduk di akhirat kelak?Fikir-fikirkan dan selamat beramal...=)
Oleh kerana kita sudah faham yang hidup kita di dunia ini tidak lama, boleh berakhir pada bila-bila masa… maka gunakanlah masa yang ada sebaik-baiknya untuk menyediakan perbekalan-perbekalan untuk hidup di dunia dan hidup di akhirat mengikut pertimbangan yang sesuai dengan tempoh masanya.
Kawan-kawan, salah satu sebab kita turut memeriahkan sambutan maulud nabi ini ialah kerana kita melihat adanya ruang-ruang untuk dakwah di dalamnya. Namun kita faham, sambutan Maulidurrasul ini bukanlah perkara wajib atau tuntutan. Kita ini umat akhir zaman yang tidak pernah melihat Nabi, para sahabat Nabi dan para solehin terdahulu. Iman dan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW hanya senipis kulit bawang, tidak sepadan dengan kecintaan para sahabat kepada Nabi. Para sahabat melihat sendiri Nabi membuatkan kecintaan mereka kepada baginda sangatlah tinggi. Mereka tidak perlu program-program seperti Maulidurrasul untuk meningkatkan kecintaaan mereka kepada baginda. Tetapi program-program seperti ini memang sangat baik untuk kita yang tidak sempat melihat baginda, dengan kecintaan kita kepadanya yang senipis kulit bawang ini. Tapi syaratnya, program-program itu mestilah yang selaras dengan kehendak agama.

Sesungguhnya mencintai Nabi Muhammad itu wajib, Ini dapat kita fahami daripada hadith-hadith baginda sebagaimana di bawah:

“Tidak beriman seorang daripada kamu sebelum Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada yang lain-lain.”
(Bukhari & Muslim)
“Tidak beriman seorang hamba sebelum aku (Rasulullah) lebih dicintainya daripada isterinya, hartanya dan seluruh umat manusia.”
(Bukhari & Muslim)

“Cintailah aku (Rasulullah), kerana Allah mencintai aku.”
(Turmizi)
Abu Razin al-Uqaili bertanya: “Ya Rasulullah, apakah iman itu?” Jawab baginda: “(Iman itu ialah) Allah dan Rasul-Nya lebih kamu cintai daripada yang lain-lain.”
(Ahmad)
Apakah “cinta”? Secara mudahnya cinta ialah “selalu teringat-ingat, selalu dicakap-cakap”. Apa benda yang banyak kita ingat dan banyak kita cakapkan, maka itulah benda yang kita cinta. Contohnya seorang yang minat memancing, malah sampai ke tahap gila memancing. Pasti dalam fikirannya selalu teringat-ingat tentang hal ehwal memancing. Dia juga berasa suka untuk berbicara tentang pancing-memancing dengan orang-orang yang ditemuinya. Jadi, jika benar kita ini mengaku mencintai Allah dan Nabi, sudah tentulah kita selalu teringat-ingat dan suka berbicara tentang Allah dan Nabi- ringkasnya hal ehwal berkaitan agama.
Benarkah kita mencintai Nabi? Bagaimana cara untuk melahirkan kecintaan kepada baginda? Apa buktinya kita cinta akan dia? Antaranya kita mestilah mencintai:
1. Al Quran
2. Hukum-hukum yang dibawa olehnya
3. Sunnah-sunnahnya
4. Para ulama iaitu pewaris-pewarisnya
5. Bahasa Arab- bahasa pertuturannya
6. Jihad- jalan yang dirintisnya

Bagaimanakah cara kita mencintai Al Quran? Tak lain ialah dengan cara mempelajarinya, selalu membaca dan menelitinya… dan kalau mampu kita menghafaznya. Dan kalau mampu lagi, kita ajarkan pula kepada orang lain. Kita juga perly mencintai hukum-hukum yang dibawanya. Apabila seseorang itu mencuri, dan sabit kesalahan, cukup syarat-syaratnya maka tangannya hendaklah dipotong. Kita faham, bukanlah mudah-mudah untuk pihak berkuasa memotong tangan orang yang mencuri, banyak sekali syarat-syarat yang mesti dipenuhi. Tapi apabila pencuri-pencuri lain atau bakal-bakal pencuri melihat atau mengetahui yang tangan seorang pencuri telah dipotong, adakah meeka akan mencuri? Sebahagian besarnya pasti akan membatalkan niat mereka untuk mencuri. Inilah cara Islam menjaga manusia. Tapi kita lihat hari ini, seorang pencuri atau perompak besar yang berjaya mencuri jutaan ringgit, disimpannya di tempat tersorok atau di bank negara-negara tertentu. Walaupun mereka ditangkap dan dipenjarakan, namun wang curian mereka masih ada. Tamat tempoh hukuman penjara, mereka akan keluar sebagai jutawan. Manusia tidak takut untuk mencuri. Begitu juga dengan kes zina. Orang yang ditangkap berzina hanya perlu membayar sejumlah kecil wang yang boleh dibayar pada bila-bila masa. Dapatkah hukuman sebegini mengurangkan jenayah zina? Cuba kita jalankan hukuman sebat. Sudah tentu bnayak para penzina atau mereka yang berniat untuk berzina membatalkan hasrat buruk mereka.
Tuhan adalah pencipta manusia. Jadi Tuhan lebih tahu apa yang paling sesuai untuk manusia. Tuhan lebih tahu apa hukuman yang paling baik untuk manusia. Maka siapa kita untuk mengatakan hukum-hukum Tuhan ini tidak sesuai, hukum-hukum fikiran kita yang lebih sesuai? Kita membuat bangku, maka kita tahu apa keupayaan bangku dan hukum yang sesuai untuknya. Bangku tempat untuk manusia duduk. Tapi kalau diletakkan gajah di atas bangku, maka bangku akan pecah. Maka kita tetapkan hukum bahawa bangku hanya untuk kegunaan makhluk-makhluk yang ringan sahaja. Kita mencipta steamroll, maka kita tetapkan hukum- ia digunakan untuk apa. Steamroll digunakan untuk meratakan jalan. Oleh itu ia tidak sesuai untuk dibuat pergi hantar utusan meminang. Takkan nak naik steamroll pergi ke rumah tok besan, kena pula yang duduk jauh.
Yakinlah kita bahawa Tuhan yang menciptakan kita itu lebih tahu hukum-hukum apakah yang paling relevan dengan kita.

Kita faham banyak sekali sunnah-sunnah Rasul. Tak perlulah dibicarakan panjang lebar di sini kerana kita memang maklum akan hal ini. Yang penting, kita mestilah mencintai sunnah-sunnahnya jika benar kita mencintai baginda. Ada sunnah-sunnah baginda yang dikatakan bukan sunnah oleh sesetengah pihak. Contohnya seperti memakai kopiah, berserban, berjubah, memakai celak, memakai seluar separas pertengahan betis malah ada orang yang sesekali sengaja memakai baju yang hujung lengannya tidak berjahit kerana ingin melakukan apa yang pernah Rasulullah lakukan- sampai begitu cinta mereka. Janganlah kita pertikaikan hal tersebut. Kepada pihak yang mengatakan itu semua adalah sunnah, kita bersetuju. Kepada yang tidak mengiktirafnya sebagai sunnah, kita tiada masalah, kita raikan pandangan mereka. Ini kerana bagi seseorang yang telah mencapai tahap cinta, dia akan melakukan apa saja tentang cintanya itu walaupun tidak mendapat apa-apa ganjaran, asalkan itu bukanlah perkara-perkara yang salah di sisi agama. Orang yang betul-betul tenggelam dalam cintanya kepada Nabi, dia akan cuba buat apa yang Nabi pernah buat walaupun pekerjaan itu tidak mendapat pahala. Dia melakukannya bukan atas dasar ganjaran, tetapi atas dasar cinta.
Lihat saja kisah Abdullah bin Umar, anak kepada Saidina Umar (kalau tak silap saya) dalam mengikut Nabi yang sangat-sangat dicintainya. Pernah Nabi Muhammad melalui sebatang lorong yang ada pohon di sebelahnya. Ranting pohon itu menghalang jalan menyebabkan Rasulullah tunduk. Bertahun-tahun selepas itu, pohon tersebut sudah tiada. Namun ketika Abdullah bin Umar melaluinya, dia tetap menundukkan kepala sebagaimana perlakuan Rasulullah. Orang berasa hairan dengan perlakuan Abdullah bin Umar, bagi mereka itu tidak perlulah dilakukan kerana ia bukan sunnah. Tetapi Abdullah bin Umar tetap melakukannya kerana kecintaannya kepada Nabi sudah begitu tinggi, dia melakukannya kerana cinta tanpa mengira sama ada mendapat pahala atau tidak, asalkan perbuatan itu tidak membawa dosa. Boleh jadi orang yang melakukan perkara-perkara itu memang tidak mendapat pahala sunnah, tetapi mana kita tahu mereka diganjarkan oleh Tuhan dengan “pahala kecintaan”! Pahala kecintaaan ini amat tinggi nilainya kan? Allahu a'alam.

Berbicara tentang ulama iaitu pewaris-pewaris Nabi, betulkah kita mencintai para ulama? Kita boleh buat ujian. Saya beri kamu 2 minit, senaraikan nama-nama ulama yang kamu tahu. Rasanya masa 2 minit itu kamu rasa macam dua jam- tak tahu apa nak tulis. Tapi cuba saya beri kamu masa 2 minit, senaraikan nama para artis. Nescaya masa 2 minit itu terlalu singkat kerana begitu banyak nama artis yang belum sempat kita tulis. Bagi orang-orang lelaki pula, cuba tulis nama para pemain bola sepak. Pasti tak cukup masa 2 minit. Dari sini kita boleh menilai diri sendiri, siapakah yang kita cintai selama hari ini.

Mencintai Nabi Muhammad, kenalah kita mencintai bahasa Arab- iaitu bahasa pertuturan baginda, bahasa ilmu-ilmu Islam, dan lain-lain lagi keutamaan dan kelebihannya. Tak mampu belajar Bahasa Arab, sekurang-kurangnya belajarlah perkataan-perkataan Arab, jadilah. Misalannya ada orang Melayu berkenderaan di Tanah Arab, kenderaannya tersadai di padang pasir kerana kehabisan petrol. Terjumpa orang Arab maka dikatanya: “Ya syeikh, petrol… innalillahi wainnailaihi rajiun”, untuk memaklumkan petrol kenderaannya dah habis. Paling tidak pun ada orang Melayu sesat di Makkah, tak dapat cari jalan balik ke hotel. Jumpa orang Arab dikatanya: “Ihdinassiratal mustaqim”, untuk minta orang Arab itu menunjukkan jalan ke hotel...hehe..pling tidak dptla org Arab tu pham sikit2 kn..=)

Kesimpulannya, kita memetik kata-kata Nabi Muhammad SAW:
“Manusia itu akan bersama dengan orang yang dicintainya (di akhirat kelak)”.
(Bukhari & Muslim)

Cintailah Rasulullah, insyaallah kita akan bersama dengan baginda di syurga Allah nanti. Kalau kita mencintai Ronaldo, takut-takut di akhirat nanti kita akan bersama Ronaldo (sekiranya dia tidak mati sebagai seorang Islam). Setakat suka permainan bola sepaknya, tidak mengapa. Jangan sampai terlalu minat hingga mencintainya.
Wallahualam...sesungguhnya yg baik itu datang dari Allah..dan buruk itu juga datang dari Allah tp b'landaskn kelemahan yg ad pd diri si penulis..